sponsor

sponsor

Slider

Baca Juga

Parenting

TFP

Kegiatan

Cerita

Sports

Fashion

Tips Mengubah Konsep Diri Negatif Menjadi Konsep Diri Positif


Abi dan Umi...
Konsep diri positif sangat penting bagi seorang manusia untuk dapat menghargai dirinya dan menghargai hidupnya. Seseorang yang memiliki konsep diri postif akan mudah untuk beradaptasi dengan siapapun dan dengan apapun yang terjadi pada dirinya, sehingga dia lebih kuat dalam menghadapi hidup. Jadi apapun dia, dia akan mensyukurinya dengan tulus. Membangun konsep diri dimulai dari usia dini. Orang-orang yang memiliki konsep diri positif biasanya dididik dalam keluarga yang harmonis, saling menghargai satu dengan yang lain dan selalu dilatih menyelesaikan masalah secara mandiri, dan terbagun komunikasi yang baik. Namun sebaliknya, seseorang yang memiliki konsep diri yang negatif, terbangun dari pola asuh yang sebaliknya. Dia hidup dalam lingkungan yang selalu diperintah, kalau salah selalu dikritik, sering diomelin, kurang dilatih kemandiriannya, dan pola komunikasi yang tidak harmonis.  Nah, kalau kita sebagai orang tua yang secara tidak sadar melahirkan anak-anak yang memiliki konsep diri yang negatif, tidak ada salahnya mencermati beberapa tip dibawah ini untuk mengubah konsep diri negatif anak menjadi positif:

1.     Ubahlah pola Komunikasi
Konsep diri negatif salah satunya terbentuk karena pola komunikasi yang kurang tepat. Mengubah pola komunikasi negatif menjadi pola komunikasi yang positif adalah hal yang bisa dilakukan. Label-label negatif yang biasa diberikan ke anak harus dicoba untuk dihilangkan. Contohnya:
  • "Kenapa sih kamu malas?" bisa diganti dengan “apa yang menyebabkan kamu tidak melakukan ini? Bisakah kamu lebih rajin?"
  • "Kamu memang anak yang sulit!" bisa diganti dengan “Bisakah kita lebih bisa bekerjasama agar semuanya menjadi mudah ?”
Tentunya mengubah  komunikasi negatif menjadi positif membutuhkan kekuatan dan kesabaran. Kita harus bisa mengontrol emosi, agar disaat anak melakukan hal-hal yang tidak kita inginkan , kita bisa lebih tenang dan sabar.

2.       Doktrin Positif
Cobalah untuk mendoktrin anak dengan doktrin-doktrin positif, misal setelah anak-anak melakukan Sholat Subuh ajaklah anak untuk mendo’akan dirinya dengan doktrin positif, seperti “ Bismillaah... ya Allah Jadikanlah saya anak yang baik, saya anak yang rajin, saya anak yang sabar, bimbing saya ya Allah."
Doktrin positif juga dapat diberikan pada saat anak melakukan hal yang positif, misalnya : “Alhamdulillah kamu anak yang rajin, telah membantu ibu”.
Kurangilah doktrin-doktrin negatif seperti : ‘Kamu nakal, Kamu malas dll”. Karena kata-kata itu akan diserap dan secara tak sadar adalah do’a kita pada Allah untuk  anak kita. Naudzubillah.

3.       Bicaralah dari Hati ke Hati
Berbicara dengan anak tentang kehidupan saat ini, ketika sore hari selagi santai, atau menjelang tidur, dapat kita lakukan. Bicarakan tentang harapan-harapan kita padanya, dan tanamkanlah prinsip-prinsip hidup seperti prinsip kejujuran, kesuksesan dll.  Sering-seringlah menjadi pendengar, dengarkan harapan-harapan mereka tentang kita, tentang sekolahnya, teman-temannya dan masa depannya. Dan luruskanlah jika ada harapan atau perasaan-perasaan negatif dalam dirinya.

4.       Selalu Memotivasi
Motivasi positif akan membantu anak-anak untuk melakukan hal-hal yang positif.  Beri pengakuan saat dia melakukan perbuatan positif, beri senyuman, pelukan, ucapan selamat merupakan motivasi yang murah dan efektif. Jangan pernah membandingkan dengan siapapun , karena anak kita unik dan tidak bisa disamakan dengan siapapun.

5.      Beri Kepercayaan
Beri kepercayaan untuk melakukan hal-hal yang sederhana. Misalnya mencuci sepedanya, membereskan tempat tidurnya, membantu mencuci kendaraan keluarga dll. Dengan seringnya kita memberi kesempatan dan kepercayaan dan kita menghargai apa yang telah dilakukannya, insya Allah dia akan tumbuh menjadi anak yang percaya diri dan memiliki konsep diri positif.

Semoga, tip-tip diatas dapat membantu kita merubah pola asuh kita yang kurang tepat pada anak-anak kita . Keinginan yang kuat untuk berubah dan  istiqomah dalam menjalankan perubahan  adalah yang harus kita lakukan, walaupun akan memakan waktu lama, yang terpenting kita telah berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anak kita. Wallaua’lam bissawab.

Komunikasi Harmonis



Ayah Bunda ....

Komunikasi yang harmonis penting bagi perkembangan harga diri anak . Ketika terjadi komunikasi yang kompak dan tulus, kata-kata orang tua/pendidik  akan sesuai dengan perasaan anak .
Komunikasi yang sebenarnya melibatkan mengirim dan menerima pesan. Ketika menerima pesan, seseorang harus ada kesediaan untuk memahami sudut pandang orang lain  atau cara tersebut memandang dunia  atau bahkan sebaiknya sampai memahami keinginan dan tujuan yang tidak diucapkan.
Rasulullah adalah contoh manusia yang memiliki kemampuan berkomuniksi yang hebat. Sehingga Beliau dicintai oleh seluruh lapisan manusia , mulai anak-anak hingga orang dewasa, mulai dari sahabat, keluarga bahkan musuhpun mengakui kehebatannya, Subhanallah.
Ayah Bunda ...
Dalam keluarga komunikasi merupakan hal yang sangat penting, banyak masalah yang disebabkan oleh komunikasi yang buruj , tetapi banyak juga masalah yang dapat diselesaikan dengan komunikasi yang baik.
Membangun komunikasi yang harmonis dalam keluarga, antara suami dan isteri juga anatara orangtua dan anak wajib dibangun atas dasar kasih sayang dan ibadah. Betapa bahagianya jika keharmonisan itu terjalin dalam keluarga kita, sehingga keluarga kita menjadi keluarga sakinah, mawaddah dan warahmah.
Dibawah ini beberapa tips berkomunikasi semoga dapat menginspirasi kita sebagai orangtua :

  1. Gunakan ’pesan saya’ dari pada ’pesan kamu’ yang cenderung menyalahkan orang lain atau menimbulkan rasa malu atau rasa bersalah
-          ’ Aku marah’ bukan ’kamu membuat saya marah’.
-          ” Ibu guru sulit untuk berbicara jika kelas ini berisik” bukan ” kamu semua ribut sekali sih”

  1. Hindari pernyataan atau yang memiliki 2 atau lebih arti
-          ”Gambar ini bagus tapi kok pohonnya seperti permen kojak”
-          ”Ibu ingin kamu mandiri, jadi lakukan apa yang ibu minta’

      3. Sadarilah pesan tersembunyi pada komunikasi lisan
           - ” Sini ibu kerjalan ” ( kamu tidak mampu)
           - ”Maaf jangan ganggu Bapak ” ( kamu tidak penting )
           - ” Ibu guru senang cara Faiz menceritakan pengalamannya ” ( kamu habat )

  1. Sadarilah arti tersembunyi dari nada suara dan isyarat non verbal lainnya
-          Menggeleng-gelengkan kepala dari kakan ke kiri saaat mengatakan ya ( saya sebenarnya tidak senang kamu melakukan itu.....)
-          Mengatakan tidak marah atau sedih dengan suara yang keras dan tidak tenang

  1. Hindari penggunaan ungkapan yang merendahkan/meremehkan seperti :
-          mengolok-olok ( si gendut, si malas, si pendek, si kurus dll)
-          Bertanya dalam rangka menunjukkan kekurangan anak didik
-          Menggunakan gaya bahasa sarkasme, ejekan dll.

  1. Mengungkapkan keyakinan, nilai yang kita anut dan pendapat sebagai cara pandang pribadi bukan sebuah kebenaran mati, dorong anak untuk melakukan hal yang sama kecuali hal-hal yang syar’i
  2. Terimalah keyakinan, nilai yang dianut orang lain dan pendapat orang lain sebagai cara pandang pribadi dan harus dihargai, dorong anak untuk melakukan hal yang sama .
  3. Hindari memberikan label pada anak dan bantu anak untuk menghindari melabel dirinya sendiri dan orang lain. Berikan label pada tingkah lakunya bukan orangnya.
-          ” kamu mendorong temanmu sampai jatuh ”  bukan ” kamu nakal sekali”
-          Melabel berarti membuat anak tidak mampu dan tidak berdaya.
  1. Berikan umpan balik atau evaluasi konstruktif
-          Sebaiknya deskriptif bukan penilaian baik/buruk
-          Sebaiknya spesifik tidak global
-          Sebaiknya lebih fokus pada tingkah laku yang masih dapat dirubah oleh anak didik.






Seri TFP: "Umi, Kenapa Aku Nggak Boleh Ngupil Sembarangan?"

Pada Seri TFP, kami akan mencoba menolong para Abi dan Umi yang mendapatkan pertanyaan-pertanyaan tak terduga dari para buah hati yang sedang dalam fase keingintahuan yang tinggi. Semoga bermanfaat, Abi dan Umi!



Upil sebenarnya terbentuk akibat ingus yang membeku. Ingus tersebut terbentuk karena setiap kali kita bernafas, kita juga menarik milyaran partikel-partikel kecil seperti debu, serbuk bunga, bakteri, virus, dan lain sebagainya. Untuk mencegah agar partikel-partikel tersebut tidak masuk ke paru-paru dan menyebabkan paru-paru terluka, hidung memiliki dua sistem pertahanan diri. Yang pertama adalah dengan bulu-bulu hidung yang halus untuk menyaring partikel yang berukuran lebih besar, dan kedua, hidung memproduksi lendir untuk partikel yang lebih kecil lagi, yang biasa disebut ingus.

Nah, karena upil terbuat dari bakteri dan debu, maka upil sebenarnya adalah kotoran. Mengupil dengan jari berarti memindahkan kotoran tersebut ke tangan, dan beresiko juga memindahkan bakteri dari hidung, ke tangan, dan ke anggota tubuh yang lain, bahkan ke orang lain. Selain itu, mengupil dengan tangan atau kuku tangan yang kotor beresiko untuk memindahkan bakteri dari luar serta meningkatkan resiko mimisan dan infeksi.

Seri TFP: “Abi, Siapa yang Menciptakan Mobil?”

Pada Seri TFP, kami akan mencoba menolong para Abi dan Umi yang mendapatkan pertanyaan-pertanyaan tak terduga dari para buah hati yang sedang dalam fase keingintahuan yang tinggi. Semoga bermanfaat, Abi dan Umi!



Sayangnya, tidak terdapat catatan jelas siapa yang pertama kali menemukan mobil. Hal ini karena banyaknya orang-orang di seluruh dunia yang berlomba-lomba untuk menemukan alat transportasi baru sejak abad ke-18 (tahun 1700-an).
Pada tahun baru 1879, Karl Benz asal Jerman menciptakan mobil bertenaga bensin pertama di dunia. Mobil tersebut dilengkapi mesin 1 silinder dan 2 tak, namun melaju dengan baik meski sangat sederhana. Benz terus menyempurnakan ciptaannya, hingga pada 1886, Benz mendaftarkan hak paten terhadap mobil beroda tiga tersebut. 29 Januari 1886, patennya disetujui dan mobil yang diberi nama Benz Patent Motor Car model no. 1 secara resmi menjadi mobil bertenaga bensin komersial (yang dapat dijualbelikan) pertama di dunia.
Mercedes 35 HP

Sementara itu, mobil modern pertama diciptakan oleh dua penemu lain asal Jerman, bernama Wilhelm Maybach dan Paul Daimler yang bekerja untuk Daimler Motoren Gesellscafht (DMG), yang awalnya adalah perusahaan pembuat mesin. Mereka menciptakan Mercedes 35 HP atas pesanan Emil Jellinek, seorang pengusaha Austria yang kaya raya, dan memiliki seorang putri yang dipanggilnya dengan nama kesayangan Mercedes.
Pernah dengar nama Mercedes-Benz? Awalnya Benz dan Maybach-Daimler membuat mobil mereka masing-masing sampai tahun 1925, dimana Benz akhirnya bergabung dengan Daimler. Pada 1926, mobil bermerk Mercedes -Benz pertama diluncurkan ke pasaran.

Tip Mengajarkan membaca pada Anak




Membaca adalah bagian dari kemampuan bahasa. Dan kita semua tahu bahwa Bahasa sangat memegang peranan penting dalam perkembangan kognitif anak. Yang menjadi masalah adalah banyak orang tua atau guru yang mengajarkan membaca pada anak dengan cara yang tidak sesuai dengan perkembangan anak sehingga yang terjadi anak memang bisa membaca tetapi tidak suka membaca. Padahal kita sebagai orang tua dan guru semestinya  mengajarkan membaca bukan hanya untuk bisa tetapi agar senang/gemar membaca . Mengapa ? Karena membaca adalah perintah pertama yang diperintahkan Allah SWT kepada kita dalam Q.S.  Al Alaq : 1, selain itu  secara sederhana , mengajarkan membaca pada anak , berarti kita mengajarkan kepada mereka kemampuan berbahasa yang teratur , terstruktur dengan rapi, memiliki makna yang kuat dan asosiasi yang sangat kaya. 
Bagaimana caranya ? Yang harus kita perhatikan saat mengajarkan anak usia dini membaca adalah pendekatan belajar yang alami dan menyenangkan, dengan menunjukkan wajah yang antusias dan senyum yang mengesankan, selanjutnya mari ikuti beberapa tip mengajarkan membaca pada anak :
  1. Sediakanlah buku buku yang bergizi , buku dengan bahan kertas keras atau bahan lain yang tidak cepat robek, warna mencolok, gambar yang besar , tulisan yang jelas biasanya menarik perhatian anak.
  2. Bacakanlah pada si kecil buku-buku tersebut setiap malam. Dengan mimik dan intonasi yang menarik akan merangsang anak tertarik. Kegiatan membacakan cerita ini dapat membangun proses interaksi dan pemahaman masalah, mengembangkan kecakapan berbahasa, membangun komunikasi yang bagus dan memperhatikan ketepatan berbahasa.
  3. Perkenalkan juga konsep-konsep yang dapat membantu mematangkan visual anak seperti : Mengenalkan  bentuk, mengenalkan nama benda-benda disekitar, mengenalkan warna, dan rangkaian pola .
  4. Kenalkan pula  perbedaan bunyi huruf misalnya huruf B berbunyi eb, huruf M berbunyi em, dll.
  5. Sediakan kartu-kartu huruf , kartu kata baik 1 dimensi atau 2 dimensi untuk media bermain dan beri labeling pada setiap benda yang ada dirumah sehingga anak familiar dengan huruf-huruf, dan tulisan-tulisan.
  6. Lakukan kegiatan mencoret, melipat, menggunting untuk membantu dasar-dasar menulis dan ajaklah anak untuk meniru tulisan-tulisan kemudian membacanya terutama untuk anak yang dominan memiliki kecerdasan kinestetik.
Tentunya sebagai orang tua atau guru kita betul-betul harus kerja keras, sabar dan selalu istiqomah dalam mengajarkan anak-anak kita membaca,  dengan menyediakan lingkungan yang nyaman, mimik dan wajah yang antusias dan penuh senyum saat membaca  , Insya Allah  anak-anak kita dapat  menjadi generasi yang gemar membaca . Wallahu ’alam bissawab. Wied.

Tantangan Anak kita

Ibu dan ayah ……, apakah pagi ini kita telah menyapa anak kita dengan senyum yang tulus dan pelukan hangat ? Membimbingnya untuk menyembah sang Khaliq dan bersama-sama bersujud padaNya ? Kemudian  membimbingnya mempersiapkan keperluan sekolahnya sendiri dan sarapan bersama sambil bercengkrama?  Lalu mengantarkannya ke sekolah sambil berpesan jaga diri ya, ayah dan ibu mendo’akanmu …..
Semoga kita termasuk orang tua yang selalu ikhlas membimbingnya. Karena saat ini banyak anak-anak yang setiap pagi harus menerima omelan, bentakan karena para orangtua tergesa-gesa pergi ke tempat kerja, sementara anak-anak masih perlu motivasi untuk bangun lebih pagi. Namun saat pulangnya mereka menemui kesepian sehingga mereka mencari keceriaan sendiri dengan sarana yang disediakan orang tua mereka,seperti : TV, computer, PS dll.  Mereka kehilangan kehangatan dan kenyamanan dari orangtua mereka yang mereka sangat butuhkan untuk mengembangkan kepribadiannya dan untuk perkembangan jasmani dan ruhaninya.
Tantangan anak-anak kita saat ini begitu berat, baik tantangan psikologis, fisik maupun lingkungan. Dari sisi psikologis anak-anak kita mendapat tekanan dari banyak pihak,  bisa dari kita sendiri sebagai orangtua yang sering menuntuk untuk  bisa mendapat nilai yang baik, tuntutan akademik yang tinggi dari sekolah, berita-berita yang buruk dari TV ataupun Koran yang dapat membuat anak-anak kita merasa cemas. Dari sisi fisik , banyak sekali polusi, jajanan/makanan dan minuman yang tidak sehat sehingga membuat tubuh anak rentan sakit, sarana bermain yang sempit membuat anak-anak menjadi jarang bermain untuk mengembangkan fisiknya. Sedangkan dari lingkungan anak-anak kita mendapatkan kondisi lingkungan yang tidak singkron antara lingkungan di sekolah dengan di lingkungan rumah, juga dengan lingkungan di luar rumah dan sekolah,  pengaruh teman yang negative, warnet-warnet yang menggoda juga orang-orang jahat yang mengancam.
Bagaimana kita sebagai orangtua? Tentu kita  harus berusaha memberikannya latihan dan bimbingan agar mereka dapat menghadapi tantangan-tantangan itu dengan  aman. Bagaimana caranya ? mudah-mudahan hal-hal dibawah ini dapat membantu membentenginya:

  1.  Berikan selalu kehangatan, kenyamanan dan perhatian. Karena jika kebutuhan kasih sayang anak terpenuhi oleh orangtua , Insya Allah anak-anak kita akan berpikir dua kali jika akan melakukan hal-hal yang negative dan  mereka akan betah di rumah dan bahagia saat bersama kita orang tuanya. 
  2. Bimbinglah ruhaninya, dengan memberikannya wawasan keagamaan melalui kisah, sejarah para Rasul, Sahabat , tabiin dan orang-orang Sholeh  dan jadilah uswah dalam menjalankan ibadah kepada AllahSWT. Membacakan cerita-cerita akhlaq  sebelum tidur dan saling bermuhasabah tentang kegiatan satu hari juga akan sangat memenuhi kebutuhan ruhani anak.
  3. Jalinlah komunikasi positif sehingga terjalin hubungan yang harmonis dan anak-anak kita tidak akan sungkan bercerita tentang pengalaman-pengalaman yang dialaminya di luar rumah.
  4.  Kenali dan dekatlah dengan teman-temannya, termasuk para orangtua teman-temannya. Hal ini akan memudahkan kita mendapatkan informasi tentang kegiatan anak-anak kita di luar rumah jika anak kita tidak bercerita.
  5. Pahami tahap perkembangan anak. Semakin bertambah usianya tentu perlakuan kita harus berbeda, karena kebutuhan merekapun akan berubah.  Dengan memahami tahap perkembangan anak , kita akan lebih memahaminya sehingga kita bisa sabar menghadapinya dan tahu apa kebutuhannya.
  6.  Beri wawasan tentang hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan, mana yang harus dijaga dalam tubuhnya dan beri penjelasan mengapa itu tidak boleh dan mengapa ini boleh. Banyak diantara kita sebagai orangtua tidak memberikan wawasan sopan santun di masa kini, padahal hal-hal seperti itu akan membantu anak dalam mengembangkan sosialisasinya dengan orang lain.
  7. Batasi penggunaan HP, computer maupun game. Kalau perlu temani dan sekali-kali main bersama. Seringlah melakukan kegiatan-kegiatan yang melibatkan semua indera dan menstimulus kecerdasannya  seperti masak bersama, membersihkan kendaraan bersama, atau pergi ke suatu tempat untuk refresing seperti toko  buku, taman bermain , kerumah saudara dll. Kita sudah tahu efek game dan tontonan TV bagi perkembangan anak, efeknya lebih banyak mudhorotnya daripada manfaatnya, jadi sangat bijak jika kita menjauhkan anak dari benda-benda tersebut.
  8. Tidak ada aktivitas nonton TV, main game setelah magrib. Buat kegiatan seperti mengaji bersama dan belajar  atau membaca dan diskusi.
  9. Berdo’a dan memohon perlindungan  kepada Allah SWT tentunya harus selalu kita lakukan demi keselamatan dan kesehatan anak-anak kita semua. Berpasrah kepada Allah dan selalu berusaha membimbing mereka dengan ikhlas, itu yang harus selalu kita upayakan.
Ayah dan ibu….mumpung anak-anak kita masih kecil, saatnya kita mendidiknya agar mereka kelak menjadi hamba Allah dan khalifahNya yang sholeh sholehah.  Tidak cukup sekolahan yang dapat membimbingnya menuju kesana, justru kitalah sebagai orangtua yang besar peranannya. Jangan sampai anak-anak kita menjadi anak-anak yang lemah segalanya karena Allah menyuruh kita untuk membimbingnya menjadi seorang yang kuat, dari segala sisi,  baik imannya, ilmunya, amalnya dan hartanya. Untuk itu mari kita berikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anak yang Allah amanahkan pada kita, sesibuk apapun kita…. Wallahu’alam bissawab.