sponsor

sponsor

Slider

Baca Juga

Parenting

TFP

Kegiatan

Cerita

Sports

Fashion

» » » Komunikasi Harmonis



Ayah Bunda ....

Komunikasi yang harmonis penting bagi perkembangan harga diri anak . Ketika terjadi komunikasi yang kompak dan tulus, kata-kata orang tua/pendidik  akan sesuai dengan perasaan anak .
Komunikasi yang sebenarnya melibatkan mengirim dan menerima pesan. Ketika menerima pesan, seseorang harus ada kesediaan untuk memahami sudut pandang orang lain  atau cara tersebut memandang dunia  atau bahkan sebaiknya sampai memahami keinginan dan tujuan yang tidak diucapkan.
Rasulullah adalah contoh manusia yang memiliki kemampuan berkomuniksi yang hebat. Sehingga Beliau dicintai oleh seluruh lapisan manusia , mulai anak-anak hingga orang dewasa, mulai dari sahabat, keluarga bahkan musuhpun mengakui kehebatannya, Subhanallah.
Ayah Bunda ...
Dalam keluarga komunikasi merupakan hal yang sangat penting, banyak masalah yang disebabkan oleh komunikasi yang buruj , tetapi banyak juga masalah yang dapat diselesaikan dengan komunikasi yang baik.
Membangun komunikasi yang harmonis dalam keluarga, antara suami dan isteri juga anatara orangtua dan anak wajib dibangun atas dasar kasih sayang dan ibadah. Betapa bahagianya jika keharmonisan itu terjalin dalam keluarga kita, sehingga keluarga kita menjadi keluarga sakinah, mawaddah dan warahmah.
Dibawah ini beberapa tips berkomunikasi semoga dapat menginspirasi kita sebagai orangtua :

  1. Gunakan ’pesan saya’ dari pada ’pesan kamu’ yang cenderung menyalahkan orang lain atau menimbulkan rasa malu atau rasa bersalah
-          ’ Aku marah’ bukan ’kamu membuat saya marah’.
-          ” Ibu guru sulit untuk berbicara jika kelas ini berisik” bukan ” kamu semua ribut sekali sih”

  1. Hindari pernyataan atau yang memiliki 2 atau lebih arti
-          ”Gambar ini bagus tapi kok pohonnya seperti permen kojak”
-          ”Ibu ingin kamu mandiri, jadi lakukan apa yang ibu minta’

      3. Sadarilah pesan tersembunyi pada komunikasi lisan
           - ” Sini ibu kerjalan ” ( kamu tidak mampu)
           - ”Maaf jangan ganggu Bapak ” ( kamu tidak penting )
           - ” Ibu guru senang cara Faiz menceritakan pengalamannya ” ( kamu habat )

  1. Sadarilah arti tersembunyi dari nada suara dan isyarat non verbal lainnya
-          Menggeleng-gelengkan kepala dari kakan ke kiri saaat mengatakan ya ( saya sebenarnya tidak senang kamu melakukan itu.....)
-          Mengatakan tidak marah atau sedih dengan suara yang keras dan tidak tenang

  1. Hindari penggunaan ungkapan yang merendahkan/meremehkan seperti :
-          mengolok-olok ( si gendut, si malas, si pendek, si kurus dll)
-          Bertanya dalam rangka menunjukkan kekurangan anak didik
-          Menggunakan gaya bahasa sarkasme, ejekan dll.

  1. Mengungkapkan keyakinan, nilai yang kita anut dan pendapat sebagai cara pandang pribadi bukan sebuah kebenaran mati, dorong anak untuk melakukan hal yang sama kecuali hal-hal yang syar’i
  2. Terimalah keyakinan, nilai yang dianut orang lain dan pendapat orang lain sebagai cara pandang pribadi dan harus dihargai, dorong anak untuk melakukan hal yang sama .
  3. Hindari memberikan label pada anak dan bantu anak untuk menghindari melabel dirinya sendiri dan orang lain. Berikan label pada tingkah lakunya bukan orangnya.
-          ” kamu mendorong temanmu sampai jatuh ”  bukan ” kamu nakal sekali”
-          Melabel berarti membuat anak tidak mampu dan tidak berdaya.
  1. Berikan umpan balik atau evaluasi konstruktif
-          Sebaiknya deskriptif bukan penilaian baik/buruk
-          Sebaiknya spesifik tidak global
-          Sebaiknya lebih fokus pada tingkah laku yang masih dapat dirubah oleh anak didik.






«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Leave a Reply