Abi dan Umi...
Konsep diri positif
sangat penting bagi seorang manusia untuk dapat menghargai dirinya dan
menghargai hidupnya. Seseorang yang
memiliki konsep diri postif akan mudah untuk beradaptasi dengan siapapun dan
dengan apapun yang terjadi pada dirinya, sehingga dia lebih kuat dalam
menghadapi hidup. Jadi apapun dia, dia akan mensyukurinya dengan tulus.
Membangun konsep diri dimulai dari usia dini. Orang-orang yang memiliki konsep
diri positif biasanya dididik dalam keluarga yang harmonis, saling menghargai
satu dengan yang lain dan selalu dilatih menyelesaikan masalah secara mandiri,
dan terbagun komunikasi yang baik. Namun sebaliknya, seseorang yang memiliki
konsep diri yang negatif, terbangun dari pola asuh yang sebaliknya. Dia hidup
dalam lingkungan yang selalu diperintah, kalau salah selalu dikritik, sering
diomelin, kurang dilatih kemandiriannya, dan pola komunikasi yang tidak
harmonis. Nah, kalau kita sebagai orang
tua yang secara tidak sadar melahirkan anak-anak yang memiliki konsep diri yang
negatif, tidak ada salahnya mencermati beberapa tip dibawah ini untuk mengubah
konsep diri negatif anak menjadi positif:
1. Ubahlah pola Komunikasi
Konsep diri negatif salah
satunya terbentuk karena pola komunikasi yang kurang tepat. Mengubah pola
komunikasi negatif menjadi pola komunikasi yang positif adalah hal yang bisa
dilakukan. Label-label negatif yang biasa diberikan ke anak harus dicoba untuk
dihilangkan. Contohnya:
- "Kenapa sih kamu malas?" bisa diganti dengan “apa yang menyebabkan kamu tidak melakukan ini? Bisakah kamu lebih rajin?"
- "Kamu memang anak yang sulit!" bisa diganti dengan “Bisakah kita lebih bisa bekerjasama agar semuanya menjadi mudah ?”
2.
Doktrin Positif
Cobalah untuk mendoktrin anak
dengan doktrin-doktrin positif, misal setelah anak-anak melakukan Sholat Subuh
ajaklah anak untuk mendo’akan dirinya dengan doktrin positif, seperti “
Bismillaah... ya Allah Jadikanlah saya anak yang baik, saya anak yang rajin,
saya anak yang sabar, bimbing saya ya Allah."
Doktrin positif juga dapat diberikan
pada saat anak melakukan hal yang positif, misalnya : “Alhamdulillah kamu anak
yang rajin, telah membantu ibu”.
Kurangilah doktrin-doktrin
negatif seperti : ‘Kamu nakal, Kamu malas dll”. Karena kata-kata itu akan
diserap dan secara tak sadar adalah do’a kita pada Allah untuk anak kita. Naudzubillah.
3.
Bicaralah dari Hati ke Hati
Berbicara dengan anak tentang
kehidupan saat ini, ketika sore hari selagi santai, atau menjelang tidur, dapat
kita lakukan. Bicarakan tentang harapan-harapan kita padanya, dan tanamkanlah
prinsip-prinsip hidup seperti prinsip kejujuran, kesuksesan dll. Sering-seringlah menjadi pendengar, dengarkan
harapan-harapan mereka tentang kita, tentang sekolahnya, teman-temannya dan
masa depannya. Dan luruskanlah jika ada harapan atau perasaan-perasaan negatif
dalam dirinya.
4.
Selalu Memotivasi
Motivasi positif akan
membantu anak-anak untuk melakukan hal-hal yang positif. Beri pengakuan saat dia melakukan perbuatan
positif, beri senyuman, pelukan, ucapan selamat merupakan motivasi yang murah
dan efektif. Jangan pernah membandingkan dengan siapapun , karena anak kita
unik dan tidak bisa disamakan dengan siapapun.
5. Beri Kepercayaan
Beri kepercayaan untuk
melakukan hal-hal yang sederhana. Misalnya mencuci sepedanya, membereskan
tempat tidurnya, membantu mencuci kendaraan keluarga dll. Dengan seringnya kita
memberi kesempatan dan kepercayaan dan kita menghargai apa yang telah
dilakukannya, insya Allah dia akan tumbuh menjadi anak yang percaya diri dan
memiliki konsep diri positif.
Semoga, tip-tip diatas
dapat membantu kita merubah pola asuh kita yang kurang tepat pada anak-anak
kita . Keinginan yang kuat untuk berubah dan
istiqomah dalam menjalankan perubahan
adalah yang harus kita lakukan, walaupun akan memakan waktu lama, yang
terpenting kita telah berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anak kita. Wallaua’lam bissawab.
No comments: